Total Tayangan Halaman

Rabu, 09 November 2011

fenomena behel

 (keterangan gambar) pedagang behel emperan memberi jaminan sebulan dijamin rata...menggelikan :)

          Fenomena behel sebagai mode memang tidak bisa dipungkiri telah menjadi trend dan gaya hidup, terlebih di kota-kota besar.Tuntutan gaya hidup membuat masyarakat perkotaan berlomba menjadi bagian dari trend tersebut. Begitupun dengan behel.

         Behel dalam bahasa kedokteran gigi disebut dengan pesawat ortodonti. Ada piranti cekat dan ada pula yang lepasan. Yang trend saat ini adalah cekat.

         Selama ini behel dikenal sebagai piranti yang sangat mahal. Seiring waktu, banyak bermunculan behel-behel dengan harga miring. Kok bisa?
        
Masyarakat menilai behel ditinjau dari sisi harga bahan. Banyak dokter gigi terjebak dengan jawaban, "ini barang impor lho, makanya mahal". 

Jika mau jujur, harga brace/bahan utama behel tidak semahal biaya pasang. Penting diketahui, harga dokter adalah nilai jasa, bukan barang. 

         Penjual behel/ tukang gigi melihat celah dari sisi harga pemasangan behel ke dokter yang lebih mahal. Mereka memberi harga sangat miring tapi berisiko. Biasanya mereka menjual barang dengan kualitas rendah dan diragukan keaslian produk.

        Masyarakat yang ingin praktis dan murah, mudah tergiur memasangkan behel sembarangan dan mengabaikan kesehatan. Perlu diketahui, behel walau niatnya sekedar mode, kondisi mulut dan gigi tetap terganggu. Terlebih jika kondisi gigi berjejal parah.

"Logikanya adalah - apakah anda mau bertaruh untuk kesehatan gigi anda dengan mempercayakan orang yang tidak pernah mempelajari ilmu perawatan gigi?"

Pemasangan behel membutuhkan diagnosa bertahap, pengukuran lengkung gigi, analisa profil wajah dan ruang, dsb. Dentist GP saja msh terbatas kompetensinya, konon lg non-dentist.

Jika anda mengeluhkan kondisi gigi yang tidak rata/ berjejal, lebih baik konsultasikan ke dokter gigi anda. 

Akibat yang timbul karena memasang behel sembarangan, antara lain: rusaknya struktur gigi geligi, matinya saraf gigi, pengunyahan terganggu, dan pernah dilaporkan adanya kasus vertigo karena pemasangan behel yang tidak sesuai.

Untuk pemasangan behel yang lebih terjamin, adalah lebih baik jika anda memasangkannya ke dokter gigi spesialis orthodonti.

"Untuk mengatasi fenomena behel sembarangan apakah para dokter gigi mampu memberi harga bersaing dengan tukang gigi?" 

Pertanyaan di atas sebenarnya bukan persoalan harga saja lho, di wilayah saya ada tuh tukang gigi memasang tarif behel setara harga dokter.

Masyarakat terlanjur berasumsi bahwa ke dokter mahal dan pelayanan dokter dibanding tukang gigi adalah sama. Poinnya adalah EDUKASI.

          Untuk diketahui, tarif pemasangan behel di dokter dianggap mahal krn masyarakat terjebak dengan penilaian harga barang, bukan jasa. Dokter membuat sebuah nilai harga terhadap pelayanan yg diberikan termasuk faktor risiko. Kegagalan dokter bisa dituntut, nah tukang gigi?.

Dari beberapa kasus pasien korban tukang gigi, baik behel maupun gigi tiruan, saya menyimpulkan bahwa kesalahan utama adalah KETIDAKTAHUAN.

Sangat diharapkan sosialisasi media dan instansi kesehatan secara umum agar hal ini dapat menjadi perhatian. Sudah banyak korban namun tidak sedikit pula yang tidak menyadari kekeliruannya.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar